Suatu ketika, para sahabat dan tabi’in sedang duduk-duduk bersama Umar
bin Khattab radhiyallahu anhu, tatkala itu Umar bin khattab menjabat sebagai
khalifah sepeninggal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiyallahu
anhu, dan sudah menjadi kebiasaan para salaf untuk saling berbagi ilmu. Maka
terjadilah percakapan diantara Umar radhiyallahu anhu dan salah seorang sahabat
yaitu Hudzaifah ibnul yaman radhiyallahu anhu
Umar
: Siapakah diantara kalian yang masih hafal hadits Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam yang mengisahkan tentang fitnah persis seperti yang beliau
katakan?
Hudzaifah
: Aku
Umar
: Sesungguhnya kamu telah berani angkat bicara, maka bagaimanakah yang beliau
katakan tentangnya?
Hudzaifah
: Aku katakan, ‘Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ‘Fitnah yang timbul pada diri seseorang karena keluarganya, harta,
jiwa, anak maupun tetangganya, maka itu semua akan bisa terhapus akibatnya
dengan menjalankan puasa, sholat, sedekah, dan amar ma’ruf serta nahi mungkar
Umar
: Bukan itu yang aku maksudkan, yang aku inginkan adalah cerita tentang
fitnah yang datangnya bergelombang bagaikan ombak lautan
Hudzaifah
: Tidak ada urusan apa-apa antara anda dengannya wahai Amirul mukminin.
Sesungguhnya antara anda dengan fitnah itu terdapat pintu gerbang yang terkunci
Umar
: Apakah pintu itu nanti akan dirusak atau dibuka?
Hudzaifah
: Tidak, akan tetapi pintu itu akan dirusak
Umar
: Kalau demikian, maka tentunya pintu itu tidak akan bisa terkunci untuk
selamanya
Setelah
terjadi percakapan tersebut para sahabat dan tabi’in saling bertanya diantara
satu dengan yang lain,
Sahabat
: Apakah Umar mengetahui siapakah yang dimaksud dengan pintu itu?
Hudzaifah
: Iya, sebagaimana dia tahu bahwa setelah malam ini akan datang esok hari.
Sesungguhnya aku telah menceritakan kepadanya suatu hadits yang bukan termasuk
perkara yang rumit
Rasa
penasaran semakin menaungi para sahabat dan tabi’in namun mereka enggan untuk
bertanya lagi pada Hudzaifah, maka mereka meminta Masyruq bin
al Ajda' untuk menanyakannya pada Hudzaifah
Masyruq
: Siapakah pintu itu ya Hudzaifah
Hudzaifah
: (Pintu itu) Umar
(diceritakan kembali berdasarkan HR. Muslim dan
diriwayatkan juga oleh Bukhari)
Maka benarlah apa yang disampaikan Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam, semenjak terbunuhnya Umar radhiyallahu anhu oleh
abu lu’lu’ah al majusi maka gelombang fitnah menerpa kaum muslimin bagaikan
ombak dilautan yang datang silih berganti tiada henti sehingga kaum muslimin
terpecah belah bagai perahu yang hancur dihantam gelombang. Sebagian ada yang
terlibat dalam fitnah tersebut sebagian lagi pergi menjauhinya.
Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata, Rasululah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan terjadi berbagai macam fitnah, yang duduk lebih baik daripada yang
berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, yang berjalan lebih
baik daripada yang berlari-lari kecil, dan barangsiapa yang mengikuti fitnah
tersebut, maka dirinya akan teraniaya karenanya, barangsiapa yang mendapatkan
naungan tempat berlindung, maka berlindunglah padanya.” (Muttafaq ‘alaihi).
Maka fitnah ini akan terus berlangsung sampai akhir jaman karena pintu penutup
fitnah itu sudah rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.
Ketika aqidah umat telah menjadi centang perenang
laksana buih dilautan dan ombak dapat dengan mudah mengombang-ambingkannya
kemana dia suka, maka hanya mereka yang berpegang teguh pada al-qur’an dan
sunnah diatas pemahaman para salaf yang mampu mendeteksi datangnya fitnah
sehingga mampu menghindarinya
Kutipan kajian ba’da shubuh Masjid Sabilun Najaati, Batam, Ahad 9 Ramadhan
1433H
Pemateri : Ust. Ahmad Ridwan Abu Fairuz
NB : Hudzaifah ibnul Yaman adalah sahabat yang banyak
menghafal hadits tentang fitnah dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,
bahkan beliau radhiyallahu anhu berkata “para sahabat bertanya pada Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan maka aku bertanya pada Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang keburukan agar aku dapat menghindarinya
ditulis oleh Abu Fajar
ditulis oleh Abu Fajar