Bismillah...
Kamis, 02 Agustus 2012 0 komentar

Fitnah yang Seperti Gelombang Lautan



Suatu ketika, para sahabat dan tabi’in sedang duduk-duduk bersama Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, tatkala itu Umar bin khattab menjabat sebagai khalifah sepeninggal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiyallahu anhu, dan sudah menjadi kebiasaan para salaf untuk saling berbagi ilmu. Maka terjadilah percakapan diantara Umar radhiyallahu anhu dan salah seorang sahabat yaitu Hudzaifah ibnul yaman radhiyallahu anhu

Umar                : Siapakah diantara kalian yang masih hafal hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang mengisahkan tentang fitnah persis seperti yang beliau katakan?
Hudzaifah          : Aku
Umar                : Sesungguhnya kamu telah berani angkat bicara, maka bagaimanakah yang beliau katakan tentangnya?
Hudzaifah          : Aku katakan, ‘Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Fitnah yang timbul pada diri seseorang karena keluarganya, harta, jiwa, anak maupun tetangganya, maka itu semua akan bisa terhapus akibatnya dengan menjalankan puasa, sholat, sedekah, dan amar ma’ruf serta nahi mungkar
Umar                : Bukan itu yang aku maksudkan, yang aku inginkan adalah cerita tentang fitnah yang datangnya bergelombang bagaikan ombak lautan
Hudzaifah          : Tidak ada urusan apa-apa antara anda dengannya wahai Amirul mukminin. Sesungguhnya antara anda dengan fitnah itu terdapat pintu gerbang yang terkunci
Umar                : Apakah pintu itu nanti akan dirusak atau dibuka?
Hudzaifah          : Tidak, akan tetapi pintu itu akan dirusak
Umar                : Kalau demikian, maka tentunya pintu itu tidak akan bisa terkunci untuk selamanya

Setelah terjadi percakapan tersebut para sahabat dan tabi’in saling bertanya diantara satu dengan yang lain,

Sahabat            : Apakah Umar mengetahui siapakah yang dimaksud dengan pintu itu?
Hudzaifah          : Iya, sebagaimana dia tahu bahwa setelah malam ini akan datang esok hari. Sesungguhnya aku telah menceritakan kepadanya suatu hadits yang bukan termasuk perkara yang rumit

Rasa penasaran semakin menaungi para sahabat dan tabi’in namun mereka enggan untuk bertanya lagi pada Hudzaifah, maka mereka meminta Masyruq bin al Ajda' untuk menanyakannya pada Hudzaifah

Masyruq            : Siapakah pintu itu ya Hudzaifah
Hudzaifah          : (Pintu itu) Umar

(diceritakan kembali berdasarkan HR. Muslim dan diriwayatkan juga oleh Bukhari)

Maka benarlah apa yang disampaikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, semenjak terbunuhnya Umar radhiyallahu anhu oleh abu lu’lu’ah al majusi maka gelombang fitnah menerpa kaum muslimin bagaikan ombak dilautan yang datang silih berganti tiada henti sehingga kaum muslimin terpecah belah bagai perahu yang hancur dihantam gelombang. Sebagian ada yang terlibat dalam fitnah tersebut sebagian lagi pergi menjauhinya.
Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata, Rasululah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan terjadi berbagai macam fitnah, yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, yang berjalan lebih baik daripada yang berlari-lari kecil, dan barangsiapa yang mengikuti fitnah tersebut, maka dirinya akan teraniaya karenanya, barangsiapa yang mendapatkan naungan tempat berlindung, maka berlindunglah padanya.” (Muttafaq ‘alaihi). Maka fitnah ini akan terus berlangsung sampai akhir jaman karena pintu penutup fitnah itu sudah rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.
Ketika aqidah umat telah menjadi centang perenang laksana buih dilautan dan ombak dapat dengan mudah mengombang-ambingkannya kemana dia suka, maka hanya mereka yang berpegang teguh pada al-qur’an dan sunnah diatas pemahaman para salaf yang mampu mendeteksi datangnya fitnah sehingga mampu menghindarinya

Kutipan kajian ba’da shubuh Masjid Sabilun Najaati, Batam, Ahad 9 Ramadhan 1433H 
Pemateri : Ust. Ahmad Ridwan Abu Fairuz

NB : Hudzaifah ibnul Yaman adalah sahabat yang banyak menghafal hadits tentang fitnah dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan beliau radhiyallahu anhu berkata “para sahabat bertanya pada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan maka aku bertanya pada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang keburukan agar aku dapat menghindarinya

ditulis oleh Abu Fajar

Kontributor

 
;