Bismillah...
Kamis, 18 Oktober 2012

Lafadz Adzan Ketika Hujan





Bissmillah walhamdulillah assholaatu wassalaamu ‘ala rosulillah wa ‘ala aalihi wa ashabihi wa man tabi’ahum bi ihsan illah yaumil qiyamah

wa ba’du



Adalah suatu hal yang telah diketahui bersama adanya rukhsah untuk sholat di rumah bagi laki-laki ketika hari hujan

Namun beberapa sunnah masih menjadi suatu hal yang awam atau asing bagi kaum muslimin seperti adakah perbedaan lafaz adzan ketika hari hujan??



Hadits berikut ini terdapat dalam shohih bukhori dan saya yakin di Indonesia sangat banyak pesantren2 yang mengkaji kitab hadits yang dikatakan sebagai kitab tershohih setelah al-qur’an

Namun ternyata sangat sedikit bahkan sampai saat ini saya belum pernah mendengar 1 masjid pun yang mengumandangkan adzan seperti yang di-syari’atkan dalam hadits dibawah

Padahal lafaz adzan  ini dilakukan oleh Bilal bin abi robah atas perintah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam



عن عبد الله بن الحارث قال خطبنا بن عباس في يوم ردغ فلما بلغ المؤذن حي على الصلاة فأمره أن ينادي الصلاة في الرحال فنظر القوم بعضهم إلى بعض فقال فعل هذا من هو خير منه وإنها عزمة



dari Abdullah bin Harits (anak paman Muhammad bin Sirin 1/216) berkata, "Ibnu Abbas pernah berkhutbah di hadapan kami semua pada suatu saat hujan berlumpur. Ketika muadzin mengumandangkan azan sampai pada lafaz, 'Hayya 'alash shalaah', maka Ibnu Abbas menyuruh orang yang azan itu supaya berseru, Ash-shalaatu fir-rihaal 'Shalat dilakukan di tempat kediaman masing-masing!'.' (Dalam satu riwayat: Ibnu Abbas berkata kepada muadzinnya pada hari hujan, "Apabila engkau selesai mengucapkan, 'Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, maka janganlah kamu ucapkan, 'Hayya 'alash shalaah', tetapi ucapkanlah, "Shalluu fii buyuutikum"). Maka, orang-orang saling melihat satu sama lain (seakan-akan mengingkari tindakan Ibnu Abbas itu 1/163). Ibnu Abbas berkata, "Tampaknya kalian mengingkari perbuatan ini? Hal ini sudah pernah dilakukan oleh orang yang jauh lebih baik daripada muadzinku ini (dan dalam satu riwayat: daripada aku, yakni orang yang lebih baik itu adalah Nabi saw.). Sesungguhnya shalat (dalam satu riwayat: Jumatan) itu adalah sebuah ketetapan, tetapi aku tidak suka mengeluarkan kalian (dan dalam satu riwayat: Saya tidak ingin mempersalahkan kalian, sehingga kalian datang sambil berlumuran tanah. Dalam satu riwayat: lantas kalian berjalan di tanah dan lumpur) seperti ke ladang kalian.'"



Maka adalah hal yang disyari’atkan bagi mu’adzin untuk mengganti “Hayya ‘ala sholah” dengan “Assholaatu fii rihaal” atau “Sholluu fii buyuutikum” ketika hari hujan



Ada perselisihan diantara para ulama mengenai kapan dikumandangkannya lafaz “Assholaatu fii rihaal”

Imam syafi’i berpendapat hendaklah adzan disempurnakan sampai “laa ilaaha illallah” baru setelah itu dikumandangkan lafaz “Assholaatu fii rihaal”

Namun yang rajih sesuai dengan dzohir hadits diatas maka hendaklah adzan dikumandangkan dengan mengganti “Hayya ‘ala sholah” dengan “Assholaatu fii rihaal” atau “Sholluu fii buyuutikum” ketika hari hujan



Faedah kajian subuh “mukhtasor shahih bukhari”

7 Dzulqo’dah 1433H / 23 September 2012



Wallahu ta’ala a’lam

0 komentar:

Posting Komentar

Kontributor

 
;